tag:blogger.com,1999:blog-29122616659730739332024-02-20T14:50:45.383-08:00puisi NANOQ DA KANSASNanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.comBlogger18125tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-58128104616393820842010-08-05T00:51:00.000-07:002010-08-05T00:51:57.841-07:00menempuh waktuketika usia jadi ruang tunggu senyap nan kaku<br />
waktu tak pasti<br />
perasaan tak menjanjikan apa-apa<br />
: aku terlempar lagi dalam kerinduan padamu<br />
<br />
dunia<br />
seperti cermin tua tak jernih lagi<br />
dan patah-patah<br />
tiba-tiba memantulkan seraut wajah<br />
seseorang yang baru saja belajar bersisir sendiri<br />
pada masa di mana ia mulai tersipu-sipu<br />
melihat bayangan dirinya telanjang.<br />
<br />
"alangkah menyenangkan wajah nakal<br />
di cermin itu," gumamku suatu ketika.<br />
<br />
waktu menjadi tak pasti<br />
sesaat merayap bagai cecak kurus dan merana<br />
mengendap-endap mencoba bertahan<br />
di sela-sela baju kotor yang tersisih <br />
di dinding<br />
bagai kecoa terseok-seok<br />
di kaleng-kaleng bekas kehilangan bentuk<br />
di sepanjang lorong-lorong, pantai, trotoar<br />
parit, kali, rel kereta api<br />
stasiun bus, pedagang kaki lima<br />
rumah-rumah pelacuran, kantor, lipatan dasi<br />
sepatu, kaos kaki<br />
sampah-sampah yang tak selesai dibakar<br />
<br />
waktu menjadi tak pasti<br />
sesaat berlari<br />
melampaui seluruh pemikiran dan kata-kata<br />
meninggalkan luka-luka dan memar<br />
di sekujur tubuh yang mulai membiasakan diri meniru <br />
binatang-binatang peliharaan<br />
berciuman di jalan-jalan umum<br />
di pusat-pusat pertokoan<br />
dengan bangga dan sepenuh cinta<br />
<br />
o, apa lagi <br />
yang harus aku rahasiakan di sini?<br />
aku tak yakin untuk memalingkan muka<br />
sebab semuanya telah membangkitkan kembali<br />
kerinduanku padamu<br />
<br />
engkau pernah tak menangis<br />
tetapi pucat dan gemetar mendengar mimpi-mimpi<br />
yang ingin kujadikan kenyataan<br />
betapa aku lupa memandang wajahmu lebih seksama saat itu<br />
satu hal yang akhirnya harus aku sesali<br />
setiap kali aku ingin melukis dirimu<br />
di setiap permukaan air yang kutemui<br />
<br />
ketika waktu berlari<br />
betapa cepat segalanya berlari<br />
jalan-jalan raya yang megah<br />
berita-berita, sanak saudara semuanya berlari<br />
dan aku tak pernah dapat mengejarnya<br />
<br />
tiang-tiang listrik berlari<br />
jauh mendahuluiku tiba di bukit-bukit<br />
sebelum sempat kuperingatkan burung-burung<br />
agar paham dan menepi<br />
jeritanku pun tak sekuat yang pernah aku duga<br />
betapa gemuruhnya suara-suara<br />
<br />
pohon-pohon yang terbanting<br />
beradu dengan tangis hutan yang setiap hari <br />
merasa kehilangan sesuatu<br />
siapa sih pencurinya?<br />
kenyataan-kenyataan diam dan kaku<br />
membentur tembok-tembok<br />
<br />
wahai tembok-tembok!<br />
tembok-tembok tak pernah aku duga bisa berlari<br />
bahkan lebih cepat dari mahluk-mahluk berkaki<br />
aku kehilangan arah<br />
seperti seseorang yang <br />
memegang gagang telepon umum<br />
pada saat ia tak tahu harus bicara dengan siapa<br />
sementara nomor-nomor tersambung sendiri<br />
<br />
halo, di manakah engkau?<br />
sudah membaca beritakah engkau hari ini?<br />
aku membaca iklan saja<br />
aku menyukainya<br />
sebab iklan lebih memberi harapan <br />
daripada membaca berita-berita buruk <br />
yang kadangkala berakhir dengan timbulnya <br />
kebencian kepada siapa-siapa<br />
dan berita buruk pun<br />
telah berlari dari segala macam penyelesaian<br />
<br />
berperanglah! berperanglah sampai jemu<br />
biar ada kerjamu yang berarti! – inilah iklan<br />
yang paling aku suka<br />
di mana setelah membacanya <br />
aku dapat merasakan dan memahami bahwa sesungguhnya <br />
setiap orang adalah calon seorang pahlawan<br />
dengan perasaan seperti ini<br />
aku jadi lebih bisa menghargai dan menghormati sesama<br />
niat yang pada mulanya ingin menyalah-nyalahkan orang <br />
seketika sirna <br />
dari setiap wajah akhirnya dapat kutangkap<br />
cahaya keakraban <br />
kemesraan dalam mencari kesempatan<br />
untuk lebih dulu menikamkan belati<br />
<br />
aku juga paling suka iklan kematian<br />
– telah mati dengan gagah:<br />
nenek moyang – buyut – kakek – bapak<br />
paman – suami – kakak – ipar – adik kami!<br />
semoga tuhan...<br />
<br />
o, alangkah mulianya kematian <br />
sebuah kesempatan di mana segala kesalahan<br />
kekeliruan dan penyesalan berakhir<br />
segala kecantikan, kecurangan <br />
angan-angan dan cita-cita berakhir <br />
segala kebencian berakhir<br />
di mana segala-galanya berakhir<br />
alangkah mulianya kematian<br />
<br />
kalau aku mati<br />
biarlah mati seperti aliran listrik yang putus <br />
pada saat televisi sedang menyala <br />
dimana orang-orang sedang mewarnai mimpinya<br />
biar mereka untuk terakhir kali masih sempat memaki<br />
mengumpat dan melampiaskan <br />
segala beban hatinya yang menggumpal <br />
biar orang-orang untuk terakhir kali <br />
sempat merenungkan kembali <br />
apa-apa yang dikiranya telah beres <br />
kematian seperti ini <br />
tentu tak terlalu buruk <br />
untuk diiklankan atau diberitaacarakan<br />
atau diagendakan dalam kalender kerja<br />
<br />
waktu menjadi tak pasti <br />
dan aku terlempar dalam kerinduan padamu <br />
terkutuk sebagai seorang anak nakal pongah dan kacau<br />
dan sekarang sedang belajar menjadi santun <br />
di tengah-tengah suara gemuruh<br />
<br />
tunggu!<br />
jangan kau kira aku sedang putus asa <br />
aku biasa-biasa saja <br />
bahwa aku sedang mencoba belajar santun <br />
dengan satu cara <br />
yang tak akan mengganggu siapa-siapa<br />
: aku sedang menertawakan diri sendiri.<br />
<br />
menertawakan diri sendiri<br />
kaleng-kaleng bekas yang aku tendangi <br />
di sepanjang trotoar, rel kereta api, stasiun bus<br />
kali, parit, pantai, rumah-rumah pelacuran<br />
juga menertawakan dirinya sendiri<br />
<br />
kenapa mereka hanya menjadi kaleng-kaleng bekas <br />
di situ?<br />
<br />
begitu jauhkah bedanya dengan <br />
botol-botol bekas parfum, bekas anggur<br />
bekas pinisilin, bekas endrin<br />
yang terpajang anggun di etalase selebritis?<br />
seorang naturalis tentu akan melukis semua ini<br />
lalu memberinya judul life style<br />
kemudian pemilik galeri akan memasanginya<br />
harga sebanding status sosial pembelinya<br />
sementara si pelukis <br />
terpeleset oleh sakit maag di masa muda <br />
dan mayatnya nyasar<br />
menjadi kaleng-kaleng bekas yang kutendangi<br />
di sepanjang trotoar waktu<br />
oh!<br />
aku jadi ingin menelepon engkau untuk hal ini <br />
tapi aku telah lupa nomor-nomor <br />
yang kau katakan dulu<br />
seseorang telah mengambilnya diam-diam<br />
dari bilik jantungku ketika aku muntah-muntah mabuk<br />
karena tak begitu tahan berdesakan <br />
di pintu-pintu bus kota<br />
pintu-pintu kereta api, pintu taksi<br />
pintu supermarket<br />
pintu hati para pelacur<br />
pintu segala pintu<br />
aku tak tahu entah untuk apa <br />
angka-angka itu diambilnya <br />
barangkali ia jatuh cinta padaku <br />
atau angka-angka itu telah dijualnya<br />
di pasar-pasar yang dihuni <br />
orang-orang pintar berspekulasi<br />
memainkan hidup dengan hitung-hitungan<br />
<br />
baiklah. aku kira ini <br />
tak perlu terlalu dirisaukan<br />
dengan kehilangan angka-angka itu <br />
aku jadi merasa diriku <br />
telah pernah menjadi seorang dermawan<br />
dan tanpa menelepon engkau pun<br />
nyatanya aku mampu merindukanmu lebih sempurna<br />
tapi pernahkah engkau juga merindukan aku?<br />
astaga! engkau tak pernah menjawab pertanyaan yang kutulis <br />
dalam setiap kartu pos hari raya<br />
: bahwa masihkah engkau menari? <br />
masih? tentu saja.<br />
tapi tentunya ini juga merupakan saat-saat<br />
yang sulit bagimu<br />
sebab aku ingat<br />
engkau tak dapat lagi menari di kampungmu sendiri<br />
meskipun engkau tak perlu dibayar<br />
tak seorang pun akan punya waktu <br />
menontonmu <br />
engkau harus menari di luar negeri sekarang<br />
jika ingin ditonton dan dihargai <br />
iya, kan? iya,kan? <br />
<br />
sepanjang trotoar waktu <br />
aku tendangi kaleng-kaleng bekas<br />
suaranya gemuruh melengking-lengking<br />
menertawakan dirinya sendiri<br />
sesekali terbentur pada tiang-tiang <br />
atau rambu-rambu. <br />
o, ya, ini adalah kesenangan baruku<br />
kaleng-kaleng bekas itu ketika membentur <br />
akan cukup untuk menarik perhatian <br />
orang-orang yang kaku dalam penantiannya<br />
beberapa saat mereka akan menoleh <br />
dan yakin bahwa sebenarnya akulah yang gila<br />
bukan mereka<br />
bukan mereka!<br />
<br />
engkau pikir untuk menjadi gila sama mudahnya <br />
seperti berbasa-basi di depan para dewa<br />
nanti dulu! <br />
menjadi gila juga memerlukan<br />
keberanian dan keuletan yang tak sepele<br />
salah langkah engkau bisa terperangkap <br />
dimasukkan ke rumah sakit jiwa. <br />
tapi ini masih lebih beruntung<br />
daripada engkau terjaring lsm atau lembaga ham<br />
sebab di sana engkau terus akan menjadi objek <br />
penyaluran rasa belas kasihan atas nama masyarakat <br />
maukah engkau dikasihani terus-menerus?<br />
<br />
dalam kegilaan waktu menjadi tak pasti<br />
setiap tarikan nafas <br />
berarti usaha untuk tak terperangkap<br />
setiap kedipan mata<br />
berarti perjuangan hitam dan putih <br />
seperti permainan sepak bola<br />
orang-orang menendang, mengejar, mengganjal<br />
menangkap dan berusaha menguasai permainan<br />
kalau engkau beruntung<br />
sempat menggiring bola dan membobol gawang<br />
engkau akan menjadi bintang <br />
engkau dirangkul, digotong keliling arena <br />
tapi jika permainanmu jelek dan banyak kesalahan<br />
maka engkau di-kartu merah <br />
dikeluarkan dari arena<br />
maka jadilah engkau semacam ban serep <br />
pada sebuah truk pengangkut barang<br />
sebuah ban yang digantung begitu saja <br />
tidak ikut berputar <br />
tapi ikut kecipratan <br />
apabila truk melindas lumpur atau tai<br />
<br />
aku tak bisa bermain sepak bola <br />
maka aku tendangi kaleng-kaleng bekas <br />
yang kehilangan bentuk di sepanjang trotoar waktu<br />
di sampah-sampah yang tak selesai dibakar<br />
<br />
waktu menjadi tak pasti<br />
sesaat berlari <br />
melampaui seluruh pemikiran dan kata-kata<br />
menjelmakan kaleng-kaleng bekas<br />
dan dari sudut ke sudut jalan<br />
aku hindari seluruh kesangsian<br />
bahwa aku sedang menempuh waktu <br />
pulang ke pelukanmu<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">nanoq da kansas</span></b></span>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-1110653588478433432010-08-05T00:46:00.001-07:002010-08-05T00:46:54.101-07:00di manakah tempat anak-anak bermaindiperingatkan iklan, <br />
anak-anak menjadi musuh bagi dunianya<br />
kesepian pada kelengangan usia merdeka<br />
mereka disembunyikan para babu di layar televisi<br />
dibebaskan dari kecup kasih lantai<br />
bunga-bunga dijauhkan dari jangkauan<br />
karena jamban kristal dialiri insektisida<br />
semantara pada orang tuanya pun mereka tak dapat waktu <br />
untuk sedikit dekap dan kecup<br />
<br />
di manakah tempat anak-anak bermain?<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">nanoq da kansas</span></b></span>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-36387535774351885842010-08-05T00:44:00.000-07:002010-08-05T00:44:14.399-07:00seputar kota mencari heningmumenyerupai tikus, masih kucari heningmu<br />
di pondasi-pondasi departemen<br />
kulubangi beton dengan cakar waktuku<br />
limbah deterjen rumah tangga<br />
kian mempertajam tekstur dekorasi sepanjang gang<br />
sejauh dua puluh empat jam<br />
putaran oplet dan taxi<br />
menujumu<br />
<br />
di manakah terminal terakhir<br />
tata ruang dilingkarkan trotoar <br />
kota dilengkungkan antara hasrat dan kebutuhan<br />
seluruh gerak jadi samar<br />
bagai gerimis di permukaan kaca bus<br />
lalu tiap perempatan senantiasa menyodorkan<br />
keterhenyakan<br />
dan bagi tikus dalam mauku<br />
penunjuk arah yang dipaku lengannya itu<br />
tak pernah mencoba berhenti ketawa<br />
<br />
memang kesepianku yang salah <br />
bagaimana kuingin padi menghampar dalam warna aspal <br />
juga sepetak kebun tomat <br />
padahal halaman di samping dapur rumah kost<br />
telah ditanami kebun perhitungan<br />
begitulah kekanakanku<br />
rindu primitifku menyerupai tikus mencari heningmu<br />
andai saja dapat kuibadahkan sepi ini ...<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">nanoq da kansas</span></b></span>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-83634811646559978972010-08-05T00:42:00.000-07:002010-08-05T00:42:40.175-07:00kecemasanku<div class="MsoNormal"><span lang="IN">kecemasanku hanyalah duka yang terkutuk<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">dari derap serdadu meninggalkan kompi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">lalu kampung halaman, kota-kota tersungkur<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">dalam ketakutan dan demam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">dan anak-anak kehilangan cerah pagi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">kecemasanku hanyalah sobekan hati yang tersisih<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">kaku di sudut lemari perpustakaan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">di manakah sepenggal bagian dari tubuhku?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">vas bunga di atas meja<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">berhias jari-jemariku yang mekar<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">dari tangkai dan pelatuk senapan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">maka kecemasanku<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">hanyalah bagian yang tersisih<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">dari duka yang terkutuk</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">n<span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">anoq da kansas</span></b></span></span></div>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-60025024415869352252010-08-05T00:40:00.000-07:002010-08-05T00:40:49.814-07:00embun, kemarau dan bunga-bungamasih dengan sangat sederhana<br />
kuulangi sekali lagi<br />
menyatakan cinta padamu<br />
<br />
percayakah kau pada kesempurnaan langit?<br />
setetes embun dalam kemarau akan cukup<br />
untuk mempertahankan harum<br />
setiap bunga di bumi<br />
<br />
jadi, mengapa cemas dalam kebenaran?<br />
sejak lahir kita telah mulai<br />
belajar tentang perjalanan jauh<br />
santun pada kekerasan dan kekuasaan<br />
duka yang sesungguhnya kita rahasiakan <br />
<br />
maka dengan sederhana <br />
mari kembali pada kesempurnaan langit<br />
setetes embun dalam kemarau akan cukup<br />
untuk mempertahankan harum<br />
bunga-bunga yang kita tanam di bumi<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">nanoq da kansas</span></b></span>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-47000519633343066112009-11-18T21:19:00.001-08:002009-11-18T21:19:23.940-08:00di ladang waktudi ladang waktu<br />
sayap-sayap kecil<br />
dikepakkan berbagai mimpi<br />
bagi penderitaan besar<br />
dan panjang<br />
<br />
air kali mengalir<br />
di dalamnya, terbayang hari esok penuh memar<br />
luka siapakah yang berdarah di gunung?<br />
anak-anak pedesaan<br />
tak mengenal lagi kemuliaan sebuah permainan<br />
mereka kehilangan sepenggal keluguannya<br />
dan merasa asing bagi sebuah pemahaman <br />
yang lahir secara sederhana<br />
bahwa sekuntum bunga<br />
mekar untuk dipersembahkan pada cinta<br />
<br />
di bibir pantai, angin tersesat<br />
sebuah kampung kehilangan namanya sendiri<br />
hanya kabut bergerak<br />
dari pohon-pohon yang dikerdilkan jiwanya<br />
<br />
di ladang waktu<br />
tiba-tiba kita terdampar pada rasa waswas<br />
tak bertepi<br />
<br />
<div style="color: #cc0000;"><span style="font-size: x-small;"><b>nanoq da kansas</b></span><br />
</div>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-47808039988278804982009-11-18T21:17:00.000-08:002009-11-18T21:17:02.472-08:00perjalanan senjaperjalanan senja, sebuah potret pucat<br />
garis patah pada permukaan jalan<br />
memantulkan wajah desa, kota dan langit<br />
dalam warna-warna buram<br />
di manakah wajahku?<br />
<br />
retak bingkai jendela kereta berdarah<br />
saputangan berdebu<br />
dan wajahmu pun sia-sia kubentuk<br />
dari sisa cahaya di ufuk<br />
<br />
sementara dari halaman koran demi koran<br />
huruf-huruf membentuk dunia sendiri<br />
o, kerinduan macam apakah<br />
yang sesungguhnya kita tempuh?<br />
<br />
kereta dan senja berpacu. terus.<br />
tiap detik langkah kita terperangkap<br />
garis patah pada permukaan jalan<br />
maka<br />
<br />
keterasingan ini kian tajam jaraknya<br />
<br />
<div style="color: #cc0000;"><span style="font-size: x-small;"><b>nanoq da kansas</b></span><br />
</div>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-42147449100450267402009-11-18T21:12:00.001-08:002009-11-18T21:13:37.668-08:00tanah lot<i>ini pertamanan baru</i><br />
<i>dibikin kaum pemecah batu</i><br />
<i>dari masa depan anak cucu</i><br />
<br />
kenapa kepala dan jiwaku masih saja<br />
bertengkar, saling bertahan tentang sebuah cinta<br />
yang bersemayam di gundukan sebongkah karang?<br />
<br />
kukenal samudera itu sejak dahulu<br />
tak pernah memilih pemujanya<br />
karena ia hanyalah air<br />
dan air tahu kapan mestinya mengembalikan<br />
tubuhnya kepada ikan-ikan<br />
dan ikan-ikan paham,<br />
antara cuaca dan waktu<br />
tak pernah ada kesepakatan <br />
untuk menolak pergeseran sejarah<br />
<br />
dan aku, apa bedanya dari ikan-ikan?<br />
<br />
ah, tentang satu hal aku putuskan bunuh diri<br />
menyimpan hati nuraniku pada puisi<br />
barangkali dengan demikian akan sampai upacaraku<br />
utuh bening dan sejuk<br />
memadamkan hasrat untuk memberontak<br />
<br />
<div style="color: #cc0000;"><span style="font-size: x-small;"><b>nanoq da kansas</b></span><br />
</div>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-59058536123363018932009-11-18T21:09:00.000-08:002009-11-18T21:09:55.827-08:00upacara penguburan daun-daunmemberi arti bagi sekuntum bunga<br />
apa yang diserahkan cuaca<br />
kecuali harumnya?<br />
<br />
wahai, daun-daun gugur<br />
kutanam engkau di kegersangan sejarah ini<br />
tumbuhlah jadi pohon puisi<br />
menjadi rindang<br />
yang tak hidup dari akar<br />
kepercayaan pada embun dan hujan berdarah<br />
<br />
kutanam engkau daun-daun yang menangis<br />
jadilah mata air<br />
bagi buah cinta yang lahir dari pecahan tanah <br />
<br />
dan di kebun ini<br />
inilah upacara terakhirku<br />
seekor lebah yang jadi pengantin<br />
sebelum doa kematian bagi seluruh musim<br />
<br />
<div style="color: #cc0000;"><span style="font-size: x-small;"><b>nanoq da kansas</b></span><br />
</div>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-49774229082269461502009-11-18T21:06:00.001-08:002009-11-18T21:11:29.395-08:00lukisan tak berbingkaihujan sore itu tinggal gerimisnya<br />
dua ekor burung saling mematuk<br />
berebut guguran daun di depan jendela<br />
<br />
di halaman ada yang melintas<br />
memunguti sisa-sisa cahaya<br />
siapa, kaukah yang kehilangan waktu?<br />
<br />
di ruang tamu, seekor laba-laba<br />
memangsa sarangnya sendiri<br />
<br />
di kamar sebelah<br />
ada yang terisak pelan-pelan<br />
cintakah yang kehilangan risau?<br />
<br />
gerimis kali ini tinggal dinginnya<br />
dan bayangan itu lindap begitu saja<br />
memagut sisa-sisa cahaya<br />
<br />
kaukah yang kehilangan waktu?<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"><b><span style="color: #cc0000;">nanoq da kansas</span></b></span>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-55878978439547925652009-09-25T23:40:00.001-07:002009-11-18T21:00:27.210-08:00kali hitamkutuntun cintaku<br />
melintasi kali hitam yang mengalir<br />
ke laut<br />
<br />
– ini mimpi buruk atau bayangan kita?<br />
tangannya menunjuk batu-batu<br />
yang meleleh dan berdarah <br />
<br />
aku diam sambil mencari-cari langit<br />
di kejauhan ada yang bernyanyi<br />
: irama yang senantiasa tak terpahami<br />
dan senja tiba-tiba memeluk<br />
menghamili perut putih cintaku<br />
untuk akhirnya melahirkan anak-anak<br />
dari pecahan tanah<br />
<br />
<div style="color: #990000;"><span style="font-size: x-small;">nanoq da kansas</span><br />
</div>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-69876993886473377362009-09-25T23:39:00.000-07:002009-11-18T20:59:31.848-08:00dalam matamudalam matamu<br />
kumimpikan anak-anak berlarian<br />
mencari ketawa<br />
<br />
suara mereka<br />
bersambungan di tali layangan<br />
antara doa dan lidah angin<br />
<br />
ke atas<br />
ke atas, sayangku! – zaman membisik-bisik<br />
membentuk berbagai kemalangan <br />
di guratan telapak tangan<br />
beribu anak-anak burung lalu terbang<br />
beribu pohon lalu kehilangan<br />
keributan di pagi hari<br />
perempuan-perempuan tua bersimpuh di ambang pintu<br />
mendongeng tentang sepucuk surat yang ditunggu<br />
sementara di jalanan tukang-tukang pos<br />
bergulingan tertikam berbagai berita buruk<br />
hanya aku yang lolos<br />
hanya aku yang luput<br />
tertidur di belantara penyair<br />
dan dalam matamu<br />
kumimpikan anak-anak berlarian<br />
memanggul tawa<br />
bagai menghela sehelai daun pandan<br />
<br />
<div style="color: #990000;"><span style="font-size: x-small;">nanoq da kansas</span><br />
</div>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-64347758258965514662009-09-25T23:37:00.000-07:002009-11-18T20:58:58.026-08:00sketsa uzursiapa yang merancang perdamaian<br />
cinta dan umur panjang?<br />
: adalah aku,<br />
anak nakal yang menyimpan bulan<br />
dalam keranjang bunga<br />
aku yang bernyanyi laksana burung<br />
prajurit berbusur patah<br />
yang bersimpuh di rimbun ladang<br />
menggombali anak-anak dan perempuan<br />
dengan sobekan-sobekan daun layangan<br />
<br />
siapa yang ngigau di ujung pagi,<br />
setelah sia-sia mewarnai cahyamu?<br />
<br />
<div style="color: #990000;"><span style="font-size: x-small;">nanoq da kansas</span><br />
</div>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-61162616174332179152009-09-25T23:34:00.000-07:002009-11-18T20:58:08.073-08:00cahaya waktu<span style="font-size: x-small;"><i>- kepada ayah</i></span><br />
<br />
aku berteduh di gigir isyaratmu<br />
tapi aku jatuh cinta pada gunung<br />
yang mengingatkan kemarau pada keheningan<br />
<br />
o, air sungai!<br />
maka seluas misterikah hatimu?<br />
rinduku hanyut dalam dahaga zaman<br />
lalu di gelombang kasihmu<br />
aku terdampar jadi puisi<br />
<br />
<div style="color: #990000;"><span style="font-size: x-small;">nanoq da kansas</span><br />
</div>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-30544542800808610162009-09-25T23:27:00.000-07:002009-11-18T20:57:14.369-08:00menunggumu di ruang tamumenunggumu di ruang tamu<br />
aku larut<br />
bagai getah sekuntum bunga yang terpotong<br />
tertancap di air<br />
dalam cawan porselin di atas meja<br />
<br />
apakah yang akan kau berikan padaku<br />
cahaya bulankah bagi setiap doa<br />
dan kemalangan<br />
atau sekedar kecupan di pipi?<br />
<br />
<div style="color: black;"><span style="font-size: small;">di halaman</span><br />
</div>daun-daun jatuh, kerinduan pada tanah<br />
adalah kecintaan pada dera angin<br />
yang menari-nari di sepanjang musim<br />
<br />
menunggumu di ruang tamu<br />
kuakrabi juga kesetiaan yang bertahan pada lingkaran jam<br />
hingga debu yang memahat sajak-sajakku<br />
tersungkur ke lantai<br />
pecah kehabisan darah<br />
<br />
<div style="color: #990000;"><span style="font-size: x-small;">nanoq da kansas</span><br />
</div>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-130458343325221402009-09-25T23:25:00.000-07:002009-11-18T20:56:36.677-08:00napak tilaspun sejauh burung-burung itu menetaskan rindu<br />
bagaimana kita dapat sepenuhnya mengerti<br />
bahasa kabut, tentang kesetiaan<br />
perpanjangan sehelai daun<br />
<br />
sebab siang terik selalu mengikut kemudian<br />
dengan warnanya yang cemas menakjubkan<br />
suka sekali mangajak seorang demi seorang dari kita<br />
meninggalkan mata angin untuk membongkar hutan<br />
menciptakan ladang-ladang jarahan baru<br />
<br />
sampai ketika tiba waktu pulang<br />
kita dapati anak-anak telah menua<br />
kita dapati kota yang tua<br />
desa yang dihidupi lalang-lalang putih<br />
musim yang diam-diam telah tersesat<br />
begitu jauh <br />
sendiri<br />
<br />
<div style="color: #990000;"><span style="font-size: x-small;">nanoq da kansas</span><br />
</div>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-3904194070355817832009-09-25T23:24:00.000-07:002009-11-18T20:55:55.676-08:00dalam buaian lautangin segar dari janji langit<br />
<br />
kami berdayung di atas kompasmu<br />
kunjungi dermaga demi dermaga gaib<br />
yang purba<br />
dalam peta nenek moyang<br />
setelah berperang dalam kekalahan matahari<br />
sambil menikmati racun panah dari tanah seberang<br />
sementara anak-anak menjerit dalam kandungan<br />
sengsara dan sendiri <br />
sengsara<br />
dan sendiri<br />
<br />
di atas ombak kami berbunuhan memelihara kasihmu<br />
o, pencipta dahaga!<br />
kami bergoyang-goyang basah<br />
menari<br />
lalu kami tetap berdayung di atas kompasmu<br />
kunjungi dermaga demi dermaga gaib<br />
yang purba<br />
dalam peta nenek moyang<br />
sambil terus menulis sejarah dalam<br />
seribu pertimbangan dari beribu kebijaksanaan<br />
<br />
<div style="color: #990000;"><span style="font-size: x-small;">nanoq da kansas</span><br />
</div>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2912261665973073933.post-12054091714268999522009-09-25T23:23:00.000-07:002009-11-18T20:55:14.591-08:00sajak bungabermula cinta <br />
aku merekah dari tatapan fajar<br />
dan aku tak memilih tanah air<br />
sebab aku sendiri<br />
telah basah terguyur tempias musim<br />
<br />
aku merekah jadi rindu<br />
pada sekepak demi sekepak sayap kekupu<br />
dan aku telah merasa tahu untuk sebatas pengertian<br />
ketika kubiarkan taburan pelangi sarat warna<br />
menerpa sejuk dari ujung cahyamu<br />
kutangkap itu<br />
bersama angin yang menjadi harumku<br />
<br />
namun jika masih tersisa beberapa celah<br />
antara ujung jemarimu dan penggalan daunku<br />
aku mengerti itu<br />
sebagaimana pula kupahami<br />
ada tepi yang tak sampai diusap ombak<br />
<br />
kuasaku hanya pesisir<br />
pada batas mana sebuah musim menyerah<br />
<br />
<div style="color: #990000;"><span style="font-size: x-small;">nanoq da kansas</span><br />
</div>Nanoq da Kansashttp://www.blogger.com/profile/00077414442718167052noreply@blogger.com0