di ladang waktu

di ladang waktu
sayap-sayap kecil
dikepakkan berbagai mimpi
bagi penderitaan besar
dan panjang

air kali mengalir
di dalamnya, terbayang hari esok penuh memar
luka siapakah yang berdarah di gunung?
anak-anak pedesaan
tak mengenal lagi kemuliaan sebuah permainan
mereka kehilangan sepenggal keluguannya
dan merasa asing bagi sebuah pemahaman
yang lahir secara sederhana
bahwa sekuntum bunga
mekar untuk dipersembahkan pada cinta

di bibir pantai, angin tersesat
sebuah kampung kehilangan namanya sendiri
hanya kabut bergerak
dari pohon-pohon yang dikerdilkan jiwanya

di ladang waktu
tiba-tiba kita terdampar pada rasa waswas
tak bertepi

nanoq da kansas

2 komentar: