garis patah pada permukaan jalan
memantulkan wajah desa, kota dan langit
dalam warna-warna buram
di manakah wajahku?
retak bingkai jendela kereta berdarah
saputangan berdebu
dan wajahmu pun sia-sia kubentuk
dari sisa cahaya di ufuk
sementara dari halaman koran demi koran
huruf-huruf membentuk dunia sendiri
o, kerinduan macam apakah
yang sesungguhnya kita tempuh?
kereta dan senja berpacu. terus.
tiap detik langkah kita terperangkap
garis patah pada permukaan jalan
maka
keterasingan ini kian tajam jaraknya
nanoq da kansas
perjalanan senja ketika temaram jingga mulai menebar
BalasHapuspuisi-puisimu indah !
salam kenal